Resesi Ekonomi Dunia: Pengertian dan Cara Mengatasi
Oct 01, 2022
Belakangan ini Anda pasti acap kali mendengar kata resesi baik di media maupun lewat diskusi. Namun, sebenarnya apa yang dimaksud dengan resesi ekonomi itu sendiri? Resesi ekonomi secara sederhana didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana perekonomian pada suatu negara sedang memburuk dan hal ini terlihat pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, respons yang meningkat, serta pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif berturut-turut selama dua kuartal.
Pengertian Resesi Ekonomi Dunia
Dilansir dari National Bureau of Economic Research atau NBER, resesi ekonomi adalah penurunan yang terjadi secara signifikan dalam kegiatan ekonomi yang menyebar di semua bagian perekonomian dan berlangsung selama beberapa bulan.
Resesi global merupakan keadaan ekonomi yang memiliki dampak secara global dimana ekonomi mengalami deselerasi dan penurunan yang memberikan impact kepada dunia. Menurut International Monetary Fund (MIF), bahwa resesi global merupakan kondisi dimana terjadi inflasi Produk Domestik Bruto (PDB) dunia berdasarkan indikator ekonomi makro dunia, termasuk di dalamnya respond populasi respond, modal arus, produksi dalam tiap industri, konsumsi terhadap minyak dunia, serta perdagangan saham.
Sederhananya, ketika penurunan belanja menyebabkan pengurangan dalam produksi, demikian pun terjadi dalam jumlah pekerjaan,sehingga hal tersebut menyebabkan hilangnya pendapatan yang terjadi dari satu industri ke industri lainnya. Lebih lanjut, hal ini juga mengganggu aspek penjualan, yang pada akhirnya kembali ke dalam penurunan produksi, dan perputaran seperti itu terjadi begitu seterusnya.
Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab resesi ekonomi?
1. Inflasi
Inflasi merupakan proses meningkatnya harga secara terus menerus. Inflasi sesungguhnya bukan hal yang buruk, namun inflasi yang berlebihan masuk ke dalam kategori berbahaya sebab akan membawa dampak resesi.
2. Deflasi Berlebihan
Ketika inflasi yang tak terkendali dapat menyebabkan resesi, deflasi dapat memberikan dampak yang lebih buruk. Deflasi merupakan kondisi saat harga turun dari waktu ke waktu dan yang menyebabkan harga menyusut, kemudian menekan harga.
Deflasi dirasakan sangat berdampak pada para pemilik usaha. Saat individu dan unit bisnis berhenti mengeluarkan uang, hal ini berdampak pada rusaknya ekonomi.
3. Gelembung Aset
Gelembung aset atau biasa disebut dengan asset bubble merupakan salah satu faktor penyebab resesi. Bersumber dari Investopedia, gelembung ekonomi atau economic bubble merupakan siklus ekonomi dimana terdapat peningkatan yang sangat cepat terhadap nilai suatu objek, seperti harga aset atau properti.
Seperti halnya bubble atau gelembung, nilai suatu objek yang mengalami peningkatan dengan cepat, berakibat lama-kelamaan akan 'pecah'. Sederhananya, harga yang tadinya tinggi pada suatu titik, maka akan terjun bebas jadi sangat rendah. Tentu gelembung ini bukan hal yang baik karena mampu menyebabkan kerugian yang sangat besar terutama bagi perekonomian makro.
4. Ekonomi yang Terguncang Secara Mendadak
Guncangan ekonomi yang terjadi secara mendadak mampu memicu resesi dan bermacam-macam masalah ekonomi yang serius. Diawali dari tumpukan utang individu maupun perusahaan. Banyaknya utang yang dimiliki, otomatis menyebabkan biaya pelunasannya pun menjadi naik. Biaya pelunasan utang tersebut akan terus meningkat ke titik dimana mereka tidak dapat melunasinya lagi.
Cara Mengatasi dan Antisipasi Terhadap Resesi
1. Persiapkan Dana Darurat
Dana darurat atau simpanan keuangan berguna untuk masa depan adalah hal yang wajib disiapkan oleh semua orang. Ketika resesi ekonomi terjadi, Anda pun tidak akan mengalami kesulitan karena memiliki dana darurat tersebut.
Dana darurat berperan besar untuk menjaga stabilitas keuangan rumah tangga maupun perusahaan ketika terjadi pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan hal yang tidak diinginkan lainnya.
2. Mencari Penghasilan Pasif
Belakangan ini, banyak tersedia lapangan kerja yang dapat dijadikan penghasilan tambahan atau passive income. Demi menjaga kestabilan ekonomi, Anda dapat memilih salah satu pekerjaan secara online untuk mendukung keuangan. Anda tidak hanya mendapatkan penghasilan tambahan di luar gaji pokok namun juga mengamankan dana darurat demi keperluan masa depan sekaligus mencegah dampak dari resesi ekonomi.
3. Meminimalisir Pengeluaran dan Hutang
Cara menghadapi resesi ekonomi berikutnya adalah dengan meminimalisir pengeluaran guna pembelanjaan barang yang tidak diperlukan. Untuk menerapkan langkah berikut, Anda dapat mulai membuat skala prioritas keuangan.
Usahakan untuk menggunakan anggaran dana guna melunasi hutang terlebih dahulu serta hindari memakai kartu kredit jika berbelanja karena biasanya akan meningkatkan pengeluaran.
4. Menggunakan Asuransi
Asuransi merupakan salah satu alat dalam cara menghadapi resesi ekonomi karena dapat mengatasi kekurangan finansial jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat dana darurat belum cukup.
Oleh karena itu, usahakan untuk memilih asuransi yang tepat sebagai investasi masa depan Anda dan keluarga sekaligus menjadi alat pengaman saat terjadi resesi ekonomi.
5. Investasi Aktif
Pada dasarnya, instrumen finansial seperti aktif berinvestasi dapat mendatangkan keuntungan dalam jumlah besar. Ketika kondisi sedang kritis, aktif berinvestasi dapat dilakukan untuk mengurangi risiko kebangkrutan usaha. Namun, sebelum berinvestasi, ada baiknya Anda mengecek kembali nilai dari produk yang akan Anda investasikan.
Investasi yang pada umumnya digemari oleh masyarakat antara lain emas, saham, dan reksa dana. Anda dapat memilih salah satu atau jika memungkinkan menggunakan beberapa platform keuangan untuk menstabilkan keuangan di masa krisis.
Artikel Terbaru