Bagikan

Psikologi Finansial: Pengaruh Pikiran pada Keuangan Pribadi

Feb 14, 2023

Psikologi Finansial: Pengaruh Pikiran pada Keuangan Pribadi

Pastinya, Anda sudah pernah mendengar bahwa kesehatan finansial dapat berdampak pada kebahagiaan dan kesehatan mental Anda. Namun, tahukah Anda bahwa kondisi pikiran juga bisa memengaruhi keputusan finansial yang kita ambil? Supaya Anda bisa mengendalikan emosi dan mengelola keuangan pribadi dengan lebih efektif, mari kita simak konsep dasar psikologi finansial selengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Psikologi Finansial?

Sama seperti ilmu psikologi secara garis besar, psikologi finansial adalah bidang yang mempelajari cara kerja pikiran manusia pada situasi tertentu. Satu hal yang membedakan psikologi finansial dengan cabang lainnya adalah fokus utamanya.

Sesuai namanya, sektor ilmu ini meneliti bagaimana alam pikiran kita bereaksi saat ada uang yang terlibat, misalnya ketika kita sedang menabung, berbelanja, atau berinvestasi. Pada akhirnya, ilmu ini bertujuan mengungkap pola dan jebakan yang lazim kita alami dalam berpikir untuk mengetahui cara mengatasinya.

3 Pelajaran Penting dari Psikologi Finansial untuk Keuangan Pribadi

Psikologi finansial memiliki intisari penting tentang dampak emosi yang kuat pada kesehatan finansial Anda. Apa saja di antaranya?

● Kecemasan berlebih menyulitkan kebiasaan menabung

Kekhawatiran karena tidak punya cukup uang bisa menjadi motivasi untuk menabung. Namun, riset dari Hayhoe, dkk. (2012) menunjukkan bahwa subjek dengan tingkat kecemasan sangat tinggi menghadapi lebih banyak kesulitan untuk rutin menabung. Mengapa?


Dengan perasaan cemas berlebih, Anda tidak bisa berpikir jernih untuk membuat rencana keuangan pribadi jangka panjang karena takut membayangkan peristiwa buruk yang bisa menimpa Anda di masa depan.

● Bias perilaku bisa berdampak pada portofolio investasi

Selain tabungan pribadi, keadaan psikis kita juga bisa menciptakan bias perilaku yang berpotensi memengaruhi kondisi portofolio investasi. Misalnya, mungkin Anda merasa enggan saat harus mengalihkan dana dari instrumen investasi yang sedang merugi karena takut kehilangan uang dan percaya bahwa performanya akan membaik kelak.

Namun, hal tersebut tidak selalu terjadi karena berbagai faktor eksternal. Akibatnya, Anda bisa saja kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan uang pada instrumen yang lebih menguntungkan.

● Emosi bisa memengaruhi kebiasaan belanja

Ilmu psikologi finansial juga mempelajari dampak emosi saat berbelanja melalui konsep emotional spending. Pada dasarnya, emotional spending adalah pembelian yang dilakukan mengikuti perasaan semata, contohnya karena ingin memanjakan diri setelah tertekan di tempat kerja atau takut melewatkan diskon terbatas dari produk incaran. Jika dibiarkan, hal ini bisa mengacaukan kondisi dan rencana keuangan Anda.

Cara Mengontrol Keuangan dan Emosi

Lantas, bagaimanakah Anda bisa mengendalikan emosi dan keuangan dengan baik agar semua kebutuhan tetap tercukupi? Pelajari caranya di bagian ini.

1. Buat target keuangan yang terperinci

Agar keuangan pribadi Anda tetap terkontrol, biasakan diri untuk membuat target keuangan yang berisikan detail tujuan finansial, cara Anda mencapainya, dan batasan untuk diterapkan. Misalnya, jika Anda ingin pensiun lebih cepat, Anda perlu menghitung target dana yang dibutuhkan, jangka waktu untuk memenuhinya, nominal alokasi dana untuk ditabung, dan batasan maksimum untuk pengeluaran bulanan.


2.Akrabkan diri dengan emosi Anda

Setelah membuat rencana yang mendetail, Anda perlu mengenal diri sendiri dengan lebih dalam. Caranya, akrabkan diri dengan perasaan Anda untuk mengetahui apakah yang memicu keputusan impulsif saat berbelanja dan berinvestasi. Agar lebih efektif, Anda bisa berpikir di tempat yang hening dan merasakan sensasi pada kelima indra Anda saat menghadapi emosi tertentu.

3. Disiplinkan diri untuk berinvestasi

Sama seperti menabung, Anda juga harus disiplin dalam berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan lebih. Bagaimana caranya? Mulailah dengan menginvestasikan hasil yang Anda peroleh dari investasi pertama agar bisa memperoleh keuntungan sebanyak dua kali lipat atau lebih.

Lalu, untuk mengantisipasi fluktuasi nilai portofolio investasi akibat kondisi global, lakukan dollar cost averaging dengan cara menyisihkan sejumlah uang tertentu setiap bulan untuk berinvestasi.

Hindari membandingkan diri dengan orang lain

Media sosial memiliki banyak konten yang menunjukkan produk menarik dan momen terbaik setiap orang, sehingga Anda bisa saja menghadapi rasa tidak cukup ketika terlalu sering melihatnya. Akibatnya, ini bisa menyebabkan Anda mengambil keputusan keuangan yang impulsif.

Untuk mencegahnya, hindari kebiasaan membandingkan diri sendiri saat ini dengan orang lain berdasarkan konten di media sosial. Sebaliknya, ukur pencapaian Anda berdasarkan target pribadi serta kondisi diri Anda sebelumnya.


Ternyata, kondisi pikiran bisa memengaruhi keuangan pribadi dan sebaliknya. Untuk mengatasinya, Anda bisa mendapatkan wawasan dari esensi ilmu psikologi finansial yang sudah disebutkan, mengakrabkan diri dengan suasana hati sesering mungkin, dan membuat strategi keuangan terperinci. Akhir kata, jangan lupa bahwa Anda yang mengontrol uang, bukan sebaliknya.

Artikel Terbaru