Bagikan

Langkah Kecil Anak Pesisir Menuju Masa Depan Finansial yang Lebih Cerah

Jun 02, 2025

Langkah Kecil Anak Pesisir Menuju Masa Depan Finansial yang Lebih Cerah

Kepulauan Seribu (2 Juni 2025) – Semangat edukasi finansial berlayar ke wilayah pesisir Indonesia. Bertempat di MIN 17 Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, PT Jalin Pembayaran Nusantara (“Jalin”) bersama Holding BUMN Danareksa menyelenggarakan program Finansial Berlayar di Kepulauan Seribu—sebuah inisiatif Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang menghadirkan pengalaman belajar finansial bagi 115 siswa sekolah dasar.


Anak-anak pesisir tumbuh dalam lingkungan yang membentuk mereka menjadi pribadi mandiri, dekat dengan alam, dan terbiasa membantu keluarga sejak usia dini. Memahami karakter tersebut, Jalin menghadirkan pendekatan belajar yang sederhana, interaktif, dan relevan—seperti pentingnya menabung, membedakan kebutuhan dan keinginan, hingga memahami risiko judi online (judol) yang kian marak di kalangan remaja.


Pengetahuan ini diharapkan menjadi bekal awal untuk membentuk kebiasaan finansial yang sehat dan mendorong mereka masuk ke ekosistem keuangan digital secara lebih aman, sadar, dan percaya diri.


Selain dukungan edukasi finansial, program ini juga menjadi bagian dari evaluasi SEMAR Edukasi (Sekolah Mandiri dan Asri) yang telah diluncurkan oleh Holding BUMN Danareksa sejak 2024. MIN 17 Pulau Panggang merupakan salah satu sekolah yang mendapat manfaat dari program ini, termasuk renovasi ruang kelas dan fasilitas belajar. Selain itu, kunjungan juga dilakukan ke SMKN 61 Pulau Tidung, yang sebelumnya menerima dukungan pengembangan fasilitas asrama.

Evaluasi ini bertujuan memastikan bahwa kontribusi yang telah diberikan terus memberikan dampak positif jangka panjang bagi kemajuan pendidikan di wilayah kepulauan.


Menjawab Tantangan Kesenjangan Literasi dan Inklusi


Di sisi lain, hasil survei turut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin baik pula tingkat literasi dan inklusi keuangan. Lulusan perguruan tinggi mencatat indeks literasi keuangan sebesar 90,63 persen dan inklusi keuangan 99,10 persen. Sementara itu, kelompok yang tidak/belum sekolah dan hanya tamat SD masih jauh tertinggal, dengan literasi 43,20 persen dan 54,50 persen dan inklusinya masing-masing sebesar 56,95 persen dan 68,06 persen.


Temuan ini menegaskan pentingnya membangun pemahaman keuangan sejak usia dini, terutama di wilayah dengan akses pendidikan terbatas. Melalui edukasi yang merata hingga ke wilayah pesisir, Jalin berupaya memperkuat pondasi literasi keuangan untuk mendorong kemandirian dan kesiapan menghadapi ekosistem keuangan digital.


Inisiatif ini turut sejalan dengan visi Jalin sebagai “The National Digital Highway”, yang tak hanya menghadirkan infrastruktur sistem pembayaran, namun juga berperan aktif dalam menjembatani masyarakat—termasuk di wilayah kepulauan dan pesisir—menuju ekosistem keuangan digital yang lebih luas melalui edukasi yang inklusif dan berkelanjutan.


Literasi untuk Semua: Dari Anak Pesisir hingga Teman Disabilitas


Sejalan dengan semangat inklusi, Jalin secara konsisten menghadirkan berbagai inisiatif literasi keuangan yang menyasar beragam kelompok masyarakat. Di antaranya:

  • Petualangan Inklusi di Museum BI (2024), menghadirkan pengalaman edukasi keuangan yang inklusif bagi teman disabilitas.
  • Spesial Kumpul Juwara Akhir Tahun (SPEKTA) 2024, program edukasi finansial dan pemberdayaan UMKM hasil kolaborasi Jalin dan Bukalapak.
  • Pelatihan percepatan cashless society bersama Netzme dan Dinas PPKUKM melalui literasi digital untuk UMKM (2023).


Setiap inisiatif dirancang untuk menjangkau kelompok yang sering terlewat dalam ekosistem finansial, agar tak ada yang tertinggal dalam perjalanan menuju masa depan digital Indonesia.


Jalin percaya, membangun literasi dan inklusi keuangan bukanlah tugas satu pihak. Diperlukan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, industri, asosiasi, dan lembaga pendidikan untuk memastikan bahwa edukasi finansial hadir secara merata dan berkesinambungan.


Dengan kolaborasi yang erat, masyarakat dari berbagai latar belakang—termasuk anak-anak dari pulau kecil—dapat terkoneksi ke dalam ekosistem keuangan digital yang luas, aman, dan berdaya saing.

Artikel Terbaru