Bagikan

Kerugian Penipuan Tembus Rp4,6 Triliun, Jalin Perkuat Deteksi Ancaman Siber dengan AI

Oct 22, 2025

Kerugian Penipuan Tembus Rp4,6 Triliun, Jalin Perkuat Deteksi Ancaman Siber dengan AI

Perusahaan switching mengembangkan fraud detection berbasis machine learning untuk melindungi ekosistem pembayaran digital yang menghubungkan lebih dari 100 institusi keuangan yang tergabung dalam Jaringan Link.


Jakarta - Ancaman kejahatan siber terhadap sistem pembayaran digital Indonesia mencapai tingkat mengkhawatirkan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat lebih dari 225 ribu laporan penipuan keuangan dengan total kerugian mencapai Rp4,6 triliun hingga Agustus 2025.


Merespons kondisi ini, PT Jalin Pembayaran Nusantara (“Jalin”) selaku penyelenggara infrastruktur sistem pembayaran yang menghubungkan lebih dari 100 institusi keuangan mengungkapkan strategi komprehensif menghadapi kejahatan siber yang kian canggih.


"Risiko penipuan keuangan di Indonesia bukan isu kecil. Angka ini menunjukkan bahwa di balik kemudahan layanan digital, masyarakat masih rentan terjebak skema-skema sistem keuangan yang merugikan," ujar Ario Tejo Bayu Aji, Direktur Utama Jalin dalam sesi wawancara dengan CNBC Indonesia Power Lunch, Jumat (10/10/).


Serangan Siber Capai 3,6 Miliar dalam 7 Bulan di Tahun 2025

Skala ancaman semakin masif. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat lebih dari 3,6 miliar serangan siber hanya dalam tujuh bulan pertama 2025, dengan sebagian besar menyasar pencurian data. Kondisi ini memaksa Jalin, yang saat ini melayani member dari Himbara, BPD, bank swasta dan digital, hingga fintech, untuk terus memperkuat sistem pertahanan berlapis.


Sebagai penyelenggara infrastruktur sistem pembayaran (PIP), Jalin menerapkan kerangka keamanan yang berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia tentang Keamanan dan Ketahanan Siber. Implementasinya meliputi penguatan monitoring anomali, pelaksanaan audit dan penetration test berkala, hingga pembentukan Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) yang rutin melakukan simulasi pemulihan bersama Bank Indonesia.


Salah satu tantangan terbesar adalah deteksi dini transaksi mencurigakan. Meski secara teknis bisa terdeteksi sejak percobaan pertama, praktiknya jauh lebih kompleks. Kompleksitas muncul karena setiap bank dan fintech memiliki pola transaksi yang berbeda. Misalnya, lonjakan transaksi saat penyaluran bantuan sosial atau proses settlement Penyelenggara Jasa Pembayaran (PJP) pada malam hari bisa terlihat sebagai anomali, padahal itu adalah pola normal yang sifatnya eventual.


Jalin juga mengungkapkan pengalaman menangani transaksi mencurigakan di luar negeri. Di fase awal implementasi QRIS cross-border dengan salah satu upaya, sempat terdeteksi indikasi percobaan fraud. Insiden tersebut langsung ditangani secara kolektif, sehingga masyarakat tetap aman. Hasilnya, sistem sekarang jauh lebih matang, dan Indonesia semakin siap memperluas QRIS cross-border dengan standar yang lebih solid.


Tailored Approach untuk Lebih dari 100 Member Jalin

Dengan member yang kini mencapai lebih dari seratus institusi dengan karakteristik berbeda-beda, Jalin menerapkan pendekatan yang disesuaikan (tailored approach).


"Misalnya, transaksi harian sebuah merchant normal bisa sekitar Rp100 juta, lalu tiba-tiba melonjak tajam hingga miliaran di jam-jam yang tidak normal, itu jelas patut diwaspadai. Tapi cara membaca pola seperti ini tidak selalu sama di setiap member, karena itu, Jalin tidak mengambil pendekatan one-size-fits-all, melainkan memberi perhatian khusus pada kebutuhan tiap member." jelas Jalin.


Menghadapi serangan yang makin canggih, Jalin mulai melangkah lebih jauh dengan memanfaatkan akumulasi big data transaksi sebagai dasar pengembangan machine learning. Perusahaan juga senantiasa mendapat pendampingan rutin dari BSSN dan berdiskusi intensif dengan Bank Indonesia, OJK, maupun Kementerian Komunikasi dan Digital mengenai tren ancaman serta langkah antisipasinya.


Jalin juga menegaskan bahwa menjaga keamanan bukan sekadar mengeluarkan biaya operasional saja, tapi sebagai investasi untuk melindungi industri, ekosistem, dan pada akhirnya masyarakat. Dengan pendekatan holistik yang menggabungkan aspek people, process, dan technology—ditambah kolaborasi erat dengan regulator dan seluruh stakeholder—Jalin membuktikan bahwa kedaulatan sistem pembayaran Indonesia terus diperkuat di tengah ancaman siber yang tak kenal henti.

Artikel Terbaru

Kami menghargai privasi Anda

Situs web ini menyimpan cookies di komputer Anda. Cookies ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang bagaimana Anda berinteraksi dengan situs kami dan memungkinkan kami untuk mengingat Anda. Kami menggunakan informasi ini untuk meningkatkan dan menyesuaikan pengalaman Anda serta untuk analitik dan metrik.