- Beranda
- / berita
- / Blog
- / Hasil SNLIK 2024: Masyarakat Lebih Melek Finansial, Akses Keuangan Masih Perlu Ditingkatkan
Hasil SNLIK 2024: Masyarakat Lebih Melek Finansial, Akses Keuangan Masih Perlu Ditingkatkan
Sep 30, 2024
Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) kembali mengadakan Survei Nasional Literasi dan Inklusi
Keuangan (SNLIK) yang dirilis secara rutin untuk mengukur tingkat pemahaman dan
akses masyarakat terhadap layanan keuangan di Indonesia. Pada 2024, survei ini untuk
pertama kali dilakukan bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS),
melibatkan 10.800 responden berusia 15-79 tahun di 34 provinsi.
Hasil
survei terbaru menunjukkan optimisme literasi keuangan masyarakat Indonesia yang
terus mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Sejak 2013, indeks
literasi keuangan meningkat dari 21,84 persen hingga mencapai 65,43 persen pada
2024. Kenaikan ini mencerminkan semakin banyaknya masyarakat yang memahami
produk dan layanan keuangan, berkat upaya edukasi kolaboratif yang dilakukan
oleh pemerintah, lembaga keuangan, dan pelaku industri.
Jika
ditilik berdasarkan wilayah, pada tahun 2024, masih terdapat perbedaan
signifikan dalam tingkat literasi dan inklusi keuangan antara wilayah perkotaan
dan perdesaan. Indeks literasi keuangan di perkotaan mencapai 69,71 persen,
sementara di perdesaan tercatat lebih rendah, yaitu 59,25 persen. Di sisi lain,
indeks inklusi keuangan juga lebih tinggi di perkotaan dengan 78,41 persen,
dibandingkan dengan perdesaan yang baru mencapai 70,13 persen.
Peningkatan
literasi dan inklusi keuangan di daerah perdesaan perlu menjadi prioritas
penting dalam mendorong pemerataan akses layanan keuangan di Indonesia.
Meskipun indeks literasi keuangan di perdesaan terus mengalami peningkatan,
upaya edukasi berkelanjutan masih perlu terus digencarkan. Hal ini baik melalui
program digital, pengembangan infrastruktur keuangan, dan kolaborasi antara
pemerintah, lembaga keuangan, serta komunitas lokal untuk memperluas pemahaman
dan akses masyarakat perdesaan terhadap layanan keuangan yang lebih inklusif.
Saat
ini, kelompok usia 15-17 tahun dan 51-79 tahun menghadapi tantangan terbesar
dalam hal literasi dan inklusi keuangan, yang menunjukkan perlunya perhatian
khusus terhadap dua kelompok ini. Remaja 15-17 tahun cenderung kurang terlibat
dengan produk keuangan karena belum memiliki penghasilan tetap, sementara
kelompok usia 51-79 tahun seringkali kesulitan beradaptasi dengan digitalisasi
layanan keuangan akibat keterbatasan literasi teknologi dan akses infrastruktur
digital, terutama di daerah pedesaan. Hal ini memperkuat kesenjangan dalam
pemahaman dan penggunaan layanan keuangan modern.
Untuk
mengurangi kesenjangan tersebut, diperlukan langkah strategis yang mencakup
perluasan edukasi keuangan melalui integrasi materi literasi keuangan ke dalam
kurikulum sekolah dan kampanye melalui media sosial. Selain itu, kolaborasi
antara industri keuangan dan regulator perlu terus ditingkatkan, bersamaan
dengan pemerataan akses digital ke seluruh wilayah, agar masyarakat di berbagai
usia dapat lebih mudah memahami dan memanfaatkan layanan keuangan secara
efektif.
Sejauh mana Jalin berperan dalam memajukan literasi dan inklusi keuangan?
Jalin mengambil
peran penting dalam mendorong literasi dan inklusi keuangan di Indonesia. Hal
ini tercermin melalui kolaborasi dengan lebih dari 70 member perbankan dan
fintech nasional. Kolaborasi ini menghadirkan berbagai layanan keuangan digital
yang tidak hanya berkontribusi meningkatkan pemahaman masyarakat tentang produk
keuangan, tetapi juga memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat.
Beberapa inovasi layanan pembayaran digital yang kini hadir di tengah
masyarakat di antaranya adalah ATM Link, Debit GPN, QRIS domestik dan cross-border,
transaksi mobile banking dan uang elektronik, hingga Kartu Kredit
Indonesia (KKI).
Dukungan
terhadap digitalisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) turut menjadi
titik fokus Jalin, yang tercermin pada pertumbuhan pesat transaksi QRIS melalui
jaringan Link, mencapai lebih dari 570 persen pada tahun 2023 dibandingkan
tahun sebelumnya. Akses terhadap layanan QRIS memungkinkan UMKM untuk melakukan
transaksi dengan lebih mudah dan efisien, sehingga mereka dapat meningkatkan
operasional, memperkuat daya saing, dan memperluas jangkauan pasar.
Melalui
inisiatif ini, Jalin terlibat aktif dalam menciptakan lingkungan yang mendukung
pertumbuhan dan inovasi bagi UMKM di Indonesia, yang berkontribusi pada
penguatan ekonomi nasional. Pasalnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan
bahwa sektor UMKM memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
hingga 61 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan negara ASEAN dan di selected
G20, menunjukkan peran vital UMKM dalam kemajuan perekonomian nasional.
Di sisi
lain, kehadiran layanan ATM Link dengan lebih dari 50 ribu unit jaringan ATM
dan CRM tersebar di seluruh Indonesia memastikan masyarakat dari berbagai
lapisan dapat mengakses layanan keuangan dengan mudah. Dengan pemerataan akses
layanan yang memadai, Jalin tidak hanya memfasilitasi transaksi sehari-hari
masyarakat, utamanya nasabah Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yaitu BNI,
Bank Mandiri, BRI, dan BTN, tetapi juga membantu mereka memahami dan terlibat
dalam sistem keuangan formal yang diharapkan dapat mendorong inklusifitas.
Jalin
terus berupaya meningkatkan literasi keuangan melalui berbagai program Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan (TJSL) yang berdampak positif. Dalam momen Bulan
Inklusi Keuangan 2023, Jalin memperkenalkan literasi keuangan kepada masyarakat
pesisir Pantai Bahagia. Anjungan Belajar Mandiri (ABM EduBP) Holding Danareksa
yang hadir di Sarinah, Jakarta, menyediakan pengetahuan keuangan lebih mendalam
bagi pengunjung. Selain itu, Jalin juga memberikan bantuan pendidikan bagi
anak-anak desa nelayan serta meluncurkan Jalin Smart Library di Sekolah Alam
Tunas Mulia untuk mendukung generasi muda memahami konsep keuangan.
Kolaborasi
Jalin dan Netzme di akhir 2023 bersama Dinas PPKUKM DKI Jakarta berfokus mempercepat
penerapan transaksi non-tunai bagi UMKM dan mendukung gerakan cashless
society, memberikan akses kepada pelaku usaha untuk bertransaksi secara
digital. Terbaru, dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional 2024, Jalin telah
sukses menyelenggarakan kegiatan Petualangan Inklusi di Museum BI (MUBI) melalui
kampanye #SemuaBisaSetara, untuk memberikan pengalaman edukatif bagi teman
disabilitas, khususnya Teman Tuli dari Sekolah Luar Biasa (SLB) tingkat SMA di Jabodetabek.
Sejalan dengan inisiatif strategis Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030 serta sebagai bagian dari visi "The National Digital Highway", Jalin berkomitmen untuk terus meningkatkan literasi keuangan dan mendorong inklusi keuangan nasional. Menciptakan berbagai inovasi layanan digital lewat kolaborasi industri, perluasan akses terhadap layanan, peningkatan keamanan transaksi, dan literasi keuangan berkelanjutan menjadi beberapa inisiatif strategis yang terus Jalin gencarkan. Komitmen ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap upaya Pemerintah dalam meningkatkan literasi keuangan digital dan membangun ekosistem keuangan digital yang inklusif.
Artikel Terbaru