Lanskap Pembayaran Mata Uang Lokal Pasca KTT ASEAN 2023
Jun 19, 2023
Indonesia adalah tuan rumah pelaksana Konferensi Tingkat Tingi (KTT) ASEAN pada tahun ini. Konferensi ini diadakan dua kali dalam satu tahun, KTT ke-42 sudah terlaksana dengan sukses di Labuan Bajo pada bulan Mei 2023 lalu, sedangkan KTT ke-43 dilaksanakan pada tanggal 5-7 September 2023 di Jakarta. Keputusan yang diambil pada KTT ASEAN 2023 antara lain terkait penggunaan mata uang lokal sebagai alat pembayaran di negara-negara yang tergabung dalam keanggotaan ASEAN. Dengan Local Currency Transaction (LCT), harapannya nilai tukar mata uang akan lebih stabil. Begini penjelasan lengkapnya!
Latar Belakang Keputusan LCT KTT ASEAN 2023
Di balik keputusan Local Currency Transaction (LCT) yang mesti dilengkapi dengan Regional Payment Connectivity (RPC), ada alasan kuat yang melatarbelakanginya. Negara-negara yang terlibat dalam acara KTT ASEAN 2023 menilai bahwa dengan adanya transaksi yang melibatkan uang lokal akan menciptakan nilai tukar yang cenderung lebih stabil. Pasalnya, tidak lagi ada ketergantungan terhadap mata uang dollar asing seperti yang terjadi selama ini.Nilai tukar yang stabil bisa membuat perekonomian di lingkup ASEAN semakin baik karena tidak mendapat banyak pengaruh dari negara maju di Amerika dan Eropa. Perdana Menteri Australia Anthony Albanese turut mendukung inisiatif tersebut dengan menyumbangkan dana senilai 95,4 juta USD. Hal ini dilatarbelakangi oleh keyakinan Anthony terhadap potensi di ASEAN, mulai dari kemakmuran, perdamaian, hingga stabilitas perekonomian yang dicita-citakan.
Manfaat Penerapan Transaksi Mata Uang Lokal di ASEAN
Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh negara-negara dalam lingkup ASEAN apabila menerapkan penggunaan mata uang lokal untuk transaksi. Pertama, ketergantungan akan Dollar Amerika akan menurun sehingga stabilitas menjadi lebih terkontrol.Manfaat berikutnya adalah transaksi masyarakat yang menjadi lebih cepat, mudah, dan hemat karena LCT ini akan didukung dengan RPC. Bagi Anda yang belum tahu, RPC adalah konektivitas pembayaran yang membuat transaksi dapat dilakukan secara lebih kolaboratif. Contohnya bisa Anda bayangkan dari penggunaan QRIS sebagai payment solution di lingkup ASEAN.
Pelaksanaan rencana tersebut tentu membutuhkan persiapan yang matang. Kelima negara yang akan aktif menyelenggarakan pembayaran dengan mata uang lokal (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam) sepakat memperbanyak ketersediaan bank swasta untuk memfasilitasi kegiatan ini sekaligus melibatkan banyak eksportir swasta.
Upaya Mendorong Transaksi dengan Mata Uang Lokal
Langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh Indonesia untuk mewujudkan transaksi dengan mata uang lokal, dalam hal ini Rupiah, adalah dengan menandatangani nota kesepahaman. Pelaksanaan tersebut terjadi di tengah-tengah acara AIPF (ASEAN Indo-Pacific Forum) yang masih masuk dalam rangkaian KTT ASEAN 2023.Sejumlah menteri yang turut menandatangani nota kesepahaman adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri BUMN Erick Thohir, hingga Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan lainnya yang turut disaksikan oleh Presiden RI Joko Widodo.
Selain menandatangani nota kesepahaman, telah dibentuk pula satuan tugas nasional LCT yang berada di bawah pengawasan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Dengan adanya satgas dan penandatanganan nota kesepahaman tersebut, Indonesia membuktikan komitmennya dalam mengurangi penggunaan Dolar AS untuk transaksi. Harapannya, di masa depan transaksi dengan mata uang lokal akan mengalahkan angka transaksi dengan Dolar AS di Indonesia.
Peran Pelaku Industri Keuangan dalam Mendukung Keputusan KTT ASEAN 2023
Sejalan dengan rencana tersebut, alternatif pembayaran yang dapat dipakai untuk mendukung terciptanya ekosistem LCT adalah dengan menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Sebab, metode pembayaran inilah yang nantinya dapat membuat masyarakat tanah air bisa bertransaksi menggunakan mata uang Rupiah meski sedang berada di negara anggota ASEAN.Untuk mendukung rencana tersebut, para pemilik bisnis bisa mulai menerapkan penggunaan QRIS Cross Border yang saat ini sudah tersedia di Thailand dan Malaysia. Sederhananya, QRIS Cross Border adalah metode pembayaran lintas negara yang memungkinkan pelanggan melakukan pembayaran dengan scan kode QR yang disediakan merchant negara tujuan, utamanya bank partner yang terintegrasi jaringan QRIS.
Saat hendak membayar, mata uang dari negara asal pengguna tersebut misalnya Rupiah akan dikonversi secara otomatis ke mata uang lokal negara tujuan seperti Baht (Thailand) atau Ringgit (Malaysia) sehingga bisa langsung diterima pemilik usaha. Pada akhirnya, metode pembayaran ini akan mendorong penggunaan transaksi dengan LCT.
Keputusan penerapan LCT merupakan keputusan yang memiliki dampak ekonomi besar. Komitmen dari negara ASEAN terhadap LCT ini juga didukung oleh pelaku industri keuangan di tanah air, termasuk Jalin. Teknologi yang Jalin sediakan mendukung layanan QRIS Cross Border diterapkan di negara ASEAN lain selain Indonesia. Harapannya, inisiatif ini dapat menstabilkan mata uang lokal dan menggairahkan perekonomian di negara ASEAN termasuk Indonesia.
Latest Article